Hilangnya Miss Ana
Hari ini adalah hari berakhirnya libur musim panas. Lusy, CIby, dan Mark pergi ke sekolah bersama-sama. Di perjalanan, mereka berbincang-bincang.
“Wah, liburan musim panasku sangan asyik. Karena aku diajak ayahku ke kolam renang,” kata Lusy.
“Benarkah itu? Jika benar, siapa saja yang ikut? Mengapa aku tidak diajak?” ujar Mark sambil tertawa.
“Hahaha, tentu saja itu benar, dong. Dan mengapa aku harus mengajakmu? Aku kan pergi bersama ayah, ibu, Dasya dan Nensya – adik kembar Lusy. Aku juga mengajak kak Ator dan juga aku pasti mengajak kak Anjeli – kakak sepupu Lusy,” jawab Lusy dengan panjang lebar.
“Hahaha, Mark.. Memangnya selama liburan musim panas kamu tidak ada kegiatan?” tanya Ciby.
Ada sih. Aku membantu ibu memasak sup, membersihkan rumah dan kendang ayam bersama ayah,” kata Mark sedikit malu.
Apa? Hal sederhana?” Ciby tertawa.
“Jangan begitu Ciby, yang terutama pasti kebersamaan,” Lusy menasihati Ciby. Mereka pun sampai di sekolah.
Bel sekolah berbunyi. “Kriiinnngggg”
Di kelas tidak ada Miss Ana. Jadi selama satu hari mereka tidak ada pelajaran.
“Di mana Miss Ana?” tanya Ciby.
“Entahlah,” sambung Mark.
“Ayo beberes. Mungkin Miss Ana sedang sakit,” kata Lusy sambil merapikan mejanya. Bel sekolah berbunyi, menandakan jam pelajaran berakhir.
Seminggu kemudian, Miss Ana belum muncul.
“Sudah lama tidak ada Miss Ana,” kata Mark.
“Iya. Lama sekali. Bagaimana bila kita pergi ke rumah Rania – anak Miss Ana, karena sore ini jamku kosong,” tawar Lusy.
“Tidak ah. Untuk apa ke rumah Rania hanya untuk bertanya di mana ibunya,” ujar Mark.
“Iya sih. Mending tunggu aja sampai Miss Ana datang,” kata Ciby.
Dari banyak informasi yang didapat, mereka bertiga tidak puas akan jawabannya. Hingga suatu hari mereka bertanya kepada kepala sekolah, Pak Jhon, dan jawabannya sangat meyakinkan. Pak Jhon berkata 2 minggu lalu Miss Ana diuji oleh Ratu Sihir Nansiba di kerajaan dongeng para putri tinggal. Akhirnya Lusy, Ciby, dan Marka tahu apa sebab Miss Ana menghilang.
“Wah, liburan musim panasku sangan asyik. Karena aku diajak ayahku ke kolam renang,” kata Lusy.
“Benarkah itu? Jika benar, siapa saja yang ikut? Mengapa aku tidak diajak?” ujar Mark sambil tertawa.
“Hahaha, tentu saja itu benar, dong. Dan mengapa aku harus mengajakmu? Aku kan pergi bersama ayah, ibu, Dasya dan Nensya – adik kembar Lusy. Aku juga mengajak kak Ator dan juga aku pasti mengajak kak Anjeli – kakak sepupu Lusy,” jawab Lusy dengan panjang lebar.
“Hahaha, Mark.. Memangnya selama liburan musim panas kamu tidak ada kegiatan?” tanya Ciby.
Ada sih. Aku membantu ibu memasak sup, membersihkan rumah dan kendang ayam bersama ayah,” kata Mark sedikit malu.
Apa? Hal sederhana?” Ciby tertawa.
“Jangan begitu Ciby, yang terutama pasti kebersamaan,” Lusy menasihati Ciby. Mereka pun sampai di sekolah.
Bel sekolah berbunyi. “Kriiinnngggg”
Di kelas tidak ada Miss Ana. Jadi selama satu hari mereka tidak ada pelajaran.
“Di mana Miss Ana?” tanya Ciby.
“Entahlah,” sambung Mark.
“Ayo beberes. Mungkin Miss Ana sedang sakit,” kata Lusy sambil merapikan mejanya. Bel sekolah berbunyi, menandakan jam pelajaran berakhir.
Seminggu kemudian, Miss Ana belum muncul.
“Sudah lama tidak ada Miss Ana,” kata Mark.
“Iya. Lama sekali. Bagaimana bila kita pergi ke rumah Rania – anak Miss Ana, karena sore ini jamku kosong,” tawar Lusy.
“Tidak ah. Untuk apa ke rumah Rania hanya untuk bertanya di mana ibunya,” ujar Mark.
“Iya sih. Mending tunggu aja sampai Miss Ana datang,” kata Ciby.
Dari banyak informasi yang didapat, mereka bertiga tidak puas akan jawabannya. Hingga suatu hari mereka bertanya kepada kepala sekolah, Pak Jhon, dan jawabannya sangat meyakinkan. Pak Jhon berkata 2 minggu lalu Miss Ana diuji oleh Ratu Sihir Nansiba di kerajaan dongeng para putri tinggal. Akhirnya Lusy, Ciby, dan Marka tahu apa sebab Miss Ana menghilang.