Selasa, 10 Maret 2020

 School of Magic - Hilangnya Miss Ana

School of Magic - Hilangnya Miss Ana


Hilangnya Miss Ana

Hari ini adalah hari berakhirnya libur musim panas. Lusy, CIby, dan Mark pergi ke sekolah bersama-sama. Di perjalanan, mereka berbincang-bincang.
“Wah, liburan musim panasku sangan asyik. Karena aku diajak ayahku ke kolam renang,” kata Lusy.
“Benarkah itu? Jika benar, siapa saja yang ikut? Mengapa aku tidak diajak?” ujar Mark sambil tertawa.
“Hahaha, tentu saja itu benar, dong. Dan mengapa aku harus mengajakmu? Aku kan pergi bersama ayah, ibu, Dasya dan Nensya – adik kembar Lusy. Aku juga mengajak kak Ator dan juga aku pasti mengajak kak Anjeli – kakak sepupu Lusy,” jawab Lusy dengan panjang lebar.
“Hahaha, Mark.. Memangnya selama liburan musim panas kamu tidak ada kegiatan?” tanya Ciby.

Ada sih. Aku membantu ibu memasak sup, membersihkan rumah dan kendang ayam bersama ayah,” kata Mark sedikit malu.
Apa? Hal sederhana?” Ciby tertawa.
“Jangan begitu Ciby, yang terutama pasti kebersamaan,” Lusy menasihati Ciby. Mereka pun sampai di sekolah.

Bel sekolah berbunyi. “Kriiinnngggg”

Di kelas tidak ada Miss Ana. Jadi selama satu hari mereka tidak ada pelajaran.

“Di mana Miss Ana?” tanya Ciby.
“Entahlah,” sambung Mark.
“Ayo beberes. Mungkin Miss Ana sedang sakit,” kata Lusy sambil merapikan mejanya. Bel sekolah berbunyi, menandakan jam pelajaran berakhir.

Seminggu kemudian, Miss Ana belum muncul.
“Sudah lama tidak ada Miss Ana,” kata Mark.
“Iya. Lama sekali. Bagaimana bila kita pergi ke rumah Rania – anak Miss Ana, karena sore ini jamku kosong,” tawar Lusy.
“Tidak ah. Untuk apa ke rumah Rania hanya untuk bertanya di mana ibunya,” ujar Mark.
“Iya sih. Mending tunggu aja sampai Miss Ana datang,” kata Ciby.

Dari banyak informasi yang didapat, mereka bertiga tidak puas akan jawabannya. Hingga suatu hari mereka bertanya kepada kepala sekolah, Pak Jhon, dan jawabannya sangat meyakinkan. Pak Jhon berkata 2 minggu lalu Miss Ana diuji oleh Ratu Sihir Nansiba di kerajaan dongeng para putri tinggal. Akhirnya Lusy, Ciby, dan Marka tahu apa sebab Miss Ana menghilang.

School of Magic - Masuk Pintu Ajaib

School of Magic - Masuk Pintu Ajaib

Masuk Pintu Ajaib

Hari ini, bel sekolah lebih cepat berbunyi. “Kriiinggggg”
“Kenapa hari ini rasanya aneh ya?” tanya Lusy heran.
“Entahlah. Di kelas hanya kita bertiga” jawab Mark.

Setelahnya, ada sebuah cahaya di ujung kelas, dan cahaya itu menghilang.
“Cahaya apa itu?” Mark bertanya.
“Teman-teman, lihat! Ada sebuah pintu. Sepertinya itu pintu ajaib,” ujar Ciby.
Karena mereka penasaran, mereka masuk ke dalam pintu tadi. Ketika mereka masuk ke dalam, ternyata itu pintu ajaib yang mengantar mereka bertiga ke dalam negeri dongeng.

“Wah, ternyata ini sebuah negeri dongeng,” kata Ciby dengan senangnya.
“Iya. Benar. Mari kita jelajahi,” ajak Mark.
“Tapi ini negeri asing. Kita tidak boleh sembarangan,” jelas Lusy.
“Iya juga sih,” sambung Ciby.
“Lupakan saja. Lagi pula ini asyik kan,” ujar Mark.

Karena ucapan Mark, mereka tetap menjelajahi negeri dongeng itu.

“Ini baru keajaiban sihir,” kata Ciby.
“Teman-teman, kita sudah cukup lama di sini. Mari kita kembali,” ajak Lusy.
“Baiklah,” kata Marka dan Ciby dengan kompaknya.

Mereka bertiga kembali ke pintu ajaib tadi dan masuk ke dalamnya. Semua berubah. Keadaan sekolah kembali biasa.

Sesampainya di sekolah…
“Wah semua kembali seperti biasanya,” kata Ciby.
“Iya, jadi biasa,” sambung Lusy.

Setelah itu, pintu ajaib menghilang. Namun, Lusy, Ciby dan Marka tetap ingat dengan negeri dongeng tadi.

School of Magic - Menaiki Sapu Terbang

School of Magic - Menaiki Sapu Terbang


Menaiki Sapu Terbang

Hari ini Lusy, Ciby, dan Mark akan pergi ke sekolah. Setiba di sekolah, mereka mendengar bel masuk. “Kriiinggggg”.

“Hari ini, Miss akan mengajari kalian menaiki sapu terbang,” kata Miss Ana.
“Wah, pasti seru ini. Kita bisa terbang,” kata Lusy berbisik-bisik.

Mereka belajar menaiki sapu terbang bergantian, dan sekarang giliran Ciby. Ciby sangat tegang saat menaiki sapu terbang yang ditunggangnya. Sampai di atas, CIby terjatuh karena melepaskan genggamannya. Ciby ditolong oleh Mark.

“Kakiku tergelincir,” kata Ciby.
“Untung tidak cukup parah. Lain kali hati-hati,” ujar Miss Ana sambil mengobati Ciby.

Setelah keadaan kembali normal, terdengar bel istirahat berbunyi dengan kencang. “Kriiinnggg”

Karena Ciby masih sakit, Lusy hanya ditemani Mark. Mereka bercerita tentang kejadian Ciby yang tadi kecelakaan.
“Semoga saja Ciby baik-baik saja,” kata Lusy berdoa.
“Semua salah Ciby. Dia terlalu bersemangat sampai lupa berpegangan,” kata Mark menyalahkan Ciby.
“Mark, Mark. Ciby celaka kau malah menyalahkannya. Sudahlah, aku akan menjenguk Ciby,” kata Lusy sambil berjalan pergi.
Setelah itu, mereka masuk kelas, dan beruntung Ciby sudah membaik.
“Bagaimana Ciby?” Lusy bertanya pada Ciby.
“Aku sudah baikan,” kata Ciby.
“Syukurlah kalau begitu,” ujar Lusy.

Lalu mereka pun mendengar bel pulang. “Kriinnggggg”

Ciby dan Lusy pulang bersama-sama. Lusy menuntun Ciby sampai ke rumah, dan setelahnya dia pulang ke rumahnya.
School of Magic - Belajar Sihir Mengubah Benda

School of Magic - Belajar Sihir Mengubah Benda



Tokoh-tokoh Cerita:
  • Lusy
Lusy adalah tokoh utama dari novel School of Magic. Lusy adalah anak yang mudah bergaul dan sangat ramah. Sia suka sekali dengan warna kuning.

  • Ciby
Ciby adalah anak yang cengeng tetapi dia anak yang pintar lho. Ciby menyukai warna pink, tepatnya pada hello kitty.

  • Mark
Mark adalah salah satu teman laki-lakinya Lusy. Mark adalah anak yang berani. Mark sangat suka dengan warna biru.

  • Miss Ana
Miss Ana adalah guru di kelasnya Lusy, Ciby dan Mark. Miss Ana agak galak sih, tapi dia adalah tipe orang yang suka ungu atau biasa dengan anggung. Hehehe…

- 000 -

Belajar Sihir Mengubah Benda

Hari ini Lusy sedang ada teori menyihir di sekolah sihirnya yaitu di School of Magic.
“Anak-anak, sekarang kita akan belajar mengubah benda”, kata Miss Ana. “Kalian lakukan dengan mantra dwi.. dwa.. ducuh, maka benda itu akan berubah. Mengerti,” sambung Miss Ana.
“Mengerti”, kata anak-anak serempak.
Setelah mereka melakukan praktik, bel istirahat berbunyi. Kriiiinnnggg…
Lusy dan Ciby segera keluar kelas. Mereka menyapa Mark yang sedang sendiri.
“Hay Mark, mau bergabung dengan kami?”, ujar Lusy.
“Iya Mark, supaya kamu tidak kesepian,” kata Ciby.
“Baiklah, aku akan bergabung dengan kalian”, jawab Mark.
Mereka segera membeli snack di kantin sekolah. Setelah itu, mereka berbincang-bincang.
“Bagaimana kalau setelah pulang sekolah, kita pergi belanja di dekat sini?, tanya Ciby.
“Sepertinya seru juga,” lanjut Lusy.
“Tapi aku tidak bisa,” ujar Mark.
“Hah, nggak bisa? Kenapa?, tanya Lusy balik.
“Ya, karena aku tidak suka belanja,” jawab Mark sedikit malu-malu.
“Hahaha…,” Lusy dan Ciby tertawa bersamaan.
Setelah itu, bel masuk kelas berbunyi, “Kriiinnggggg”. Mereka bertiga segera masuk ke kelas.

“Hai anak-anak, sekarang kalian praktikkan mantra yang sudah Miss ajarkan”, perintah Miss Ana.
“Apa tidak bisa ditunda Miss? Ngantuk nih,” sela Lusy.
“Apa kamu tidak dengar Lusy? SEKARANG. Cepaatt!!, teriak Miss Ana memarahi Lusy. Lusy memang agak malas kalau disuruh mempraktikkan mantra.

Setelah bel pulang berbunyi.

“Hai Ciby, apa kita jadi belanja?”, tanya Lusy dari jauh.
“Iya. Mari kita pergi,” ujar Ciby.
Setelah sampai di tempat perbelanjaan, mereka berbelanja kebutuhan sekolah, lalu pulang ke rumah masing-masing.

- 000 -